"Kami sudah menggelar dapur lapangan bagi para pengungsi sejak awal bencana terjadi,"
Dansatgaspen, Brigade PRC PB TNI, Letkol Arh Hari Mulyanto
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Alie Usman
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - TNI terus menambah posko-posko pengadaan dapur lapangan bagi para pengungsi merapi. Tercatat, saat ini terdapat sembilan posko dapur lapangan di wilayah Jogjakarta. Jumlah tersebut belum termasuk belasan posko TNI yang tersebar di beberapa wilayah di luar Jogjakarta.
Dansatgaspen, Brigade PRC PB TNI, Letkol Arh Hari Mulyanto mengatakan, pengadaan posko bantuan tersebut telah dilakukan TNI sejak warga di sekitar lereng gunung Merapi mulai mengungsi lantaran bencana tersebut.
"Kami sudah menggelar dapur lapangan bagi para pengungsi sejak awal bencana terjadi," ujarnya saat dihubungi Tribunnews.com. Rabu (10/11/2010).
Tercatat, sebanyak 53 personel dari Perbekalan dan Angkutan, Kodam V Brawijaya yang datang dari Surabaya diterjunkan untuk menyiapkan makanan bagi para pengungsi letusan gunung merapi di Yogyakarta.
Hari mengatakan, TNI setiap harinya menyiapkan sekitar 3.000 nasi bungkus untuk sekali makan bagi para pengungsi. Menu yang disajikan pun relatif berganti setiap hari, tergantung dari stok bahan makanan yang tersedia.
Menurutnya, para anggota yang berada di dapur lapangan tersebut, memasak untuk pengungsi sesuai pesanan dan jadwal yang diterima dari komando atas. Makanan tersebut didistribusikan kepada para pengungsi yang berada di beberapa titik pengungsian.
"Menunya bervariasi sesuai dengan bahan makanan yang tersedia. Salah satu menu yang pernah dibuat dan belum pernah ada sebelumnya adalah tumis kentang. Karena waktu itu dukungan kentang sangat banyak. Ini untuk membantu para pengungsi yang tersebar di daerah Yogyakarta, Magelang dan sekitarnya," ujarnya.
Dalam menyiapkan makanan, para personel Bekangdam V/Brw yang mendirikan posko di dekat Monumen Yogyakarta Kembali (Monjali) tersebut bekerja sama dengan masyarakat setempat, khususnya ibu-ibu yang bedomisili di sekitar Monjali, termasuk para relawan yang datang silih berganti.
"Kondisi Gunung Merapi yang masih mengeluarkan awan panas dan hujan debu yang menyelimuti sebagian daerah DIY, Magelang dan sekitarnya tidak melemahkan kemanunggalan TNI dengan rakyat untuk melaksanakan tanggap darurat penanggulangan erupsi gunung Merapi," ujarnya.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - TNI terus menambah posko-posko pengadaan dapur lapangan bagi para pengungsi merapi. Tercatat, saat ini terdapat sembilan posko dapur lapangan di wilayah Jogjakarta. Jumlah tersebut belum termasuk belasan posko TNI yang tersebar di beberapa wilayah di luar Jogjakarta.
Dansatgaspen, Brigade PRC PB TNI, Letkol Arh Hari Mulyanto mengatakan, pengadaan posko bantuan tersebut telah dilakukan TNI sejak warga di sekitar lereng gunung Merapi mulai mengungsi lantaran bencana tersebut.
"Kami sudah menggelar dapur lapangan bagi para pengungsi sejak awal bencana terjadi," ujarnya saat dihubungi Tribunnews.com. Rabu (10/11/2010).
Tercatat, sebanyak 53 personel dari Perbekalan dan Angkutan, Kodam V Brawijaya yang datang dari Surabaya diterjunkan untuk menyiapkan makanan bagi para pengungsi letusan gunung merapi di Yogyakarta.
Hari mengatakan, TNI setiap harinya menyiapkan sekitar 3.000 nasi bungkus untuk sekali makan bagi para pengungsi. Menu yang disajikan pun relatif berganti setiap hari, tergantung dari stok bahan makanan yang tersedia.
Menurutnya, para anggota yang berada di dapur lapangan tersebut, memasak untuk pengungsi sesuai pesanan dan jadwal yang diterima dari komando atas. Makanan tersebut didistribusikan kepada para pengungsi yang berada di beberapa titik pengungsian.
"Menunya bervariasi sesuai dengan bahan makanan yang tersedia. Salah satu menu yang pernah dibuat dan belum pernah ada sebelumnya adalah tumis kentang. Karena waktu itu dukungan kentang sangat banyak. Ini untuk membantu para pengungsi yang tersebar di daerah Yogyakarta, Magelang dan sekitarnya," ujarnya.
Dalam menyiapkan makanan, para personel Bekangdam V/Brw yang mendirikan posko di dekat Monumen Yogyakarta Kembali (Monjali) tersebut bekerja sama dengan masyarakat setempat, khususnya ibu-ibu yang bedomisili di sekitar Monjali, termasuk para relawan yang datang silih berganti.
"Kondisi Gunung Merapi yang masih mengeluarkan awan panas dan hujan debu yang menyelimuti sebagian daerah DIY, Magelang dan sekitarnya tidak melemahkan kemanunggalan TNI dengan rakyat untuk melaksanakan tanggap darurat penanggulangan erupsi gunung Merapi," ujarnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar